Makalah Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Istima'

| Tuesday, October 31, 2017
MAKALAH
PERENCANAAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM ASPEK ISTIMA’
Disusun Guna Memenuhi Tugas kelompok
Mata Kuliah: Perencanaan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu: Drs. Thoifuri, M.Ag


Disusun Oleh :
Yusuf Fadli                             :1510210042
Hasan Alvian Nazif                :1510210043
Mohammad Irfan                    :1510210044
 



SEKOLAH TINNGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
TAHUN 2017



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sebagaimana kita ketahui, tujuan utama dari pembelajaran bahasa Arab adalah menggali dan mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan bahasa, baik secara aktif (lisan) ataupun pasif (tulis). Dalam dunia pembelajaran bahasa, kemampuan menggunakan bahasa disebut “kemahiran berbahasa” (maharah al-lughah). Pada umumnya semua pakar pembelajaran bahasa sepakat bahwa keterampilan dan kemahiran berbahasa tersebut terbagi 4. Diantaranya adalah keterampilan menyimak (maharah al-istima’), keterampilan berbicara (maharah al-kalam), keterampilan membaca (maharah al-qira’ah), dan keterampilan menulis (maharah al-kitabah). Adapun keterampilan menyimak dan membaca dikategorikan dalam keterampilan berbahasa reseptif. Sedangkan, keterampilan berbicara dan menulis dikategorikan keterampilan bahasa produktif.[1]
Dalam makalah ini diharapkan dapat memberi penjelasan yang berarti pada dunia pendidikan secara umum dan dapat membantu menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan pembelajaran bahasa Arab (al-istima’) pada khususnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dan tujuan pembelajaran istima’
2.      Bagaimana perencanaan dan strategi pembelajaran Bahasa Arab dalam aspek istima’
3.      Apa saja tahapan dalam pembelajaran istima’


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Istima’
1.      Pengertian Pembelajaran Istima’
Keterampilan menyimak (maharah al-istima’)  adalah kemampuan seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh mitra bicara atau media tertentu. Kemampuan ini sebanarnya dapat dicapai dengan latihan yang terus-menerus untuk mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur-unsur kata (fonem) dengan unsur-unsur lainnya menurut makraj huruf yang betul baik langsung dari penutur aslinya (al nathiq al ashli) maupun melalui rekaman.
Menyimak adalah suatu keterampilan yang hingga sekarang agak diabaikan dan belum mendapat tempat yang sewajarnya dalam pengajaran bahasa. Masih kurang sekali materi berupa buku teks dan sarana lain, seperti rekaman yang digunakan untuk menunjang tugas guru dalam pengajaran menyimak untuk digunakan di Indonesia.
Sebagai salah satu keterampilan reseptif, keterampilan menyimak menjadi unsur yang harus lebih dahulu dikuasai oleh pelajar. Memang secara alamiah pertama kali manusia memahami bahasa orang lain lewat pendengaran, maka dalam pandangan konsep tersebut, keterampilan bahasa asing yang harus didahulukan adalah menyimak. Sedangkan membaca adalah kemampuan memahami yang berkembang pada tahap selanjutnya.[2] 


2.      Tujuan Pembelajaran Istima’
Kegiatan menyimak dalam pembelajaran mempunyai tujuan-tujuan tertentu. Pertama, persepsi yakni ciri kognitif dari proses menyimakkan yang berdasarkan pada pemahaman pengetahuan tentang kaidah-kaidah kebahasaan. Kedua, persepsi yakni pemahaman pesan atau penafsiran pesan yang dikehendaki oleh pembicara.[3]
Tujuan utama kemahiran menyimak adalah agar pelajar mampu memahami isi pembicaraan, menangkapnya secara kritis, dan menyimpulkan pokok-pokoknya.[4] Sedangkan, gambaran umum pencapaian tujuan pengajaran maharah al-istima’ adalah sebagai berikut:[5]
a.       Mampu mengenali bunyi-bunyi bahasa Arab.
b.      Dapat membedakan bunyi unsur kata (fonem).
c.       Memahami isi dari yang didengar.
d.      Menguasai tanda-tanda bahasa yang diucapkan, yang menjadi petunjuk dalam menyimak.
e.       Cekatan dalam menangkap pokok-pokok pikiran pembicaraan.
f.       Dapat mengenal pikiran tambahan dari yang didengar.
g.      Dapat membedakan gagasan dari contoh.
h.      Mampu menangkap keterangan dan menirukan secara utuh.
i.        Mampu menyimak secara kritis.
j.        Dapat melatih dan mengembangkan kemahiran menyimak secara utuh.
Pembelajaran menyimak ada dua macam. Pertama, menyimak untuk keperluan pengulangan (drill). Dengan ini, siswa terbiasa dalam keadaan atau dalam situasi berbahasa. Kedua, menyimak untuk memahami teks. Hal ini bertujuan agar siswa dapat memahami sebuah teks dengan baik, dapat membedakan ide pokok dan tambahan, memahami alur cerita, dan lain sebagainya.[6]

B.     Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab dalam Istima’
Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena istima’ adalah sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama dalam tahapan-tahapan kehidupannya. Melalui istima’ kita kenal mufrodat, bentuk-bentuk jumlah. Dan dengan istima’ pula kita bisa menguasai ketrampilan-ketrampilan bahasa yang lain yaitu kalam, qira’ah dan kitabah.[7]
Umumnya pembelajaran istima’ disampaikan media audio. Hal ini karena kita tidak memungkinkan mendatangkan penutur aslinya. Sementara itu, jika pengucapan tersebut dilakukan oleh guru, yang notabennya bukan orang Arab asli, biasanya ada perbedaan logat. Media audio yang biasa digunakan adalah tape recorder, CD, dan laboratorium bahasa. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran istima’.[8]

1.      Strategi 1
Strategi ini bertujuan melatih kemampuan siswa dalam mendengarkan dan memahami isi bacaan secara global. Dalam strategi ini dibutuhkan rekaman bacaan dan potongan-potongan teks untuk dibacakan kepada siswa. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a)      Bagikan potongan-potongan teks yang dilengkapi dengan alternatif jawaban benar atau salah.
b)      Perdengarkan bacaan lewat kaset atau CD kepada para siswa yang ditugaskan untuk menangkap isi bacaan secara umum.
c)      Setelah bacaan selesai, para siswa diminta membaca pernyataan-pernyataan yang telah dibagikan.
d)     Mintalah masing-masing siswa untuk menyampaikan jawaban.
e)      Perdengarkan sekali lagi kaset tersebut agar masing-masing siswa dapat mencocokkan kembali jawaban yang telah ditulisnya.
f)       Berikanlah klarifikasi terhadap semua jawaban tersebut agar siswa mengetahui benar atau tidaknya jawaban mereka.

2.      Strategi 2
Strategi ini lebih menekankan pada aspek kemampuan memahami isi bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mengiringi setiap bacaan tersebut. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a)      Perdengarkan teks yang sudah direkam dalam kaset maupun CD.
b)      Mintalah semua siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.
c)      Mintalah semua siswa untuk menjawab soal-soal yang disampaikan diakhir bacaan tersebut. Jawaban dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis.
d)     Berikan klasifikasi terhadap semua jawaban siswa.

3.      Strategi 3
Strategi ini tidak hanya melibatkan pada aspek kemampuan isi bacaan, tetapi juga terhadap kemampuan mengungkapkan kembali suatu yang sudah didengar dengan bahasa sendiri. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a)      Perdengarkan teks yang sudah direkam dalam kaset atau CD.
b)      Tugaskan siswa untuk mencatat kata-kata kunci sambil mendengarkannya.
c)      Setelah selesai, para siswa diminta untuk mengungkapkan kembali isi bacaan tersebut dalam bentuk lisan atau tulisan.
d)     Mintalah setiap siswa untuk menyampaikan (mempresentasikan) hasilnya secara bergantian.
e)      Berikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa ntuk memberikan penguatan terhadap pemahaman siswa.


C.    Tahapan Pembelajaran Istima’
Dalam keterampilan menyimak bahas asing, terdapat tahapan-tahapan dalam kegiatan pembelajarannya. Diantara tahapan tersebut dibagi dalam lima tahapan. Diantaranya adalah sebagai berikut.[9]
1)      Fase Pengenalan (Identifikasi)
Pengajaran pada tahap pertama ini difokuskan kepada fonologi, atau latihan-latihan yang bertujuan agar siswa dapat mengidentifikasi bunyi-bunyi bahasa Arab secara cepat. Latihan ini penting karena sistem tata bunyi bahasa Arab dan bahasa Indonesia mempunyai perbedaan yang sangat banyak.

2)      Fase Identifikasi Lanjutan
Tujuan akhir dari latihan menyimak adalah pengucapan dan pemahaman. Jika strategi ini dihubungkan dengan teori pemerolehan bahasa ibu, maka tahap pemerolehan bahasa orang diawali dengan tahap menyimak, berbicara, membaca, kemudian menulis. Tahapan yang kedua merupakan lanjutan dari tahapan selanjutnya. Jadi, setelah siswa mengenal bunyi bahasa Arab melalui ujaran-ujaran yang didengarnya, kemudian mereka harus dilatih untuk mengucapkan dan memahami. Sehingga, pelajaran Istima’ sekaligus melatih dasar-dasar kemampuan reseptif dan produktif. Maka, tahapan ini terdiri atas dua faktor. Pertama, latihan mendengar dan mengikuti. Kedua, latihan membaca dan mendengar.

3)      Fase Pemahaman Permulaan
Pada fase ini, para pelajar diajak untuk memahami pembicaraan sederhanayang dilontarkanoleh guru. Dalam fase ini, tidak ada respon lisan, tetapi dengan perbuatan. Sebab, respons dengan perbuatan dipandang lebih ringan dibanding lisan.

4)      Fase Pemahaman Pertengahan
Pada fase ini, siswa diberi pertanyaan lisan atau tertulis.

5)      Fase Pemahaman Lanjutan
Pada fase ini, para siswa diberi latihan mendengar berita-berita dari radio atau televisi. Bisa juga, mereka mendengarkan komentar-komentar tentang hal-hal yang disiarkan oleh radio televisi. Dalam kediatan ini mereka dianjurkan mendengarkan sambil membuat catatan mengenai fakta-fakya tertentu yang terjadi dalam materi yang diperdengarkan, seperti nama, tanggal, tahun, tempat, waktu, dan lain sebagainya.
















BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Keterampilan menyimak (maharah al-istima’)  adalah kemampuan seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh mitra bicara atau media tertentu. Kemampuan ini sebanarnya dapat dicapai dengan latihan yang terus-menerus untuk mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur-unsur kata (fonem) dengan unsur-unsur lainnya menurut makraj huruf yang betul baik langsung dari penutur aslinya (al nathiq al ashli) maupun melalui rekaman.
Umumnya pembelajaran istima’ disampaikan media audio. Hal ini karena kita tidak memungkinkan mendatangkan penutur aslinya. Sementara itu, jika pengucapan tersebut dilakukan oleh guru, yang notabennya bukan orang Arab asli, biasanya ada perbedaan logat. Media audio yang biasa digunakan adalah tape recorder, CD, dan laboratorium bahasa. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran istima’.







DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Acep, 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Izzan, Ahmad, 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Humaniora.
Mujib, Fathul dan Nailur Rahmawati, 2012. Permainan Edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab(2), Yogyakarta: DIVA Press.
Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid, 2011. Metode Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN-MALIKI Press.
Nuha, Ulin, 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Jogjakarta : Diva Press.
Wassid, Iskandar dan Dadang Sunendar, 2008.  Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: Remaja Rosda Karya.
Zaenuddin, Radliyah dkk, 2005. Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group








[1] Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Jogjakarta: Diva Press, 2012, hlm. 83
[2] Acep Hermawan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, hlm. 130
[3] Iskandar Wassid dan Dadang Sunendar,  Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung: Remaja Rosda Karya,  2008,  hlm. 227.
[4] Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: Humaniora, 2011, hlm. 34.
[5] Ibid, hlm. 87.
[6] Radliyah Zaenuddin dkk, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005, hlm. 53.
[7] Bisri Mustofa dan Abdul Hamid, Metode Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, Malang: UIN-MALIKI Press, 2011, hlm. 83.
[8] Fathul Mujib dan Nailur Rahmawati, Permainan Edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab(2), Yogyakarta: DIVA Press, 2012, hlm. 133.
[9] Ulin Nuha, Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Jogjakarta: Diva Press,2012, hlm. 87

0 comments:

Post a Comment

Next
▲Top▲