MAKALAH
PERENCANAAN DAN
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM ASPEK ISTIMA’
Disusun Guna Memenuhi Tugas
kelompok
Mata Kuliah: Perencanaan Strategi
Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pengampu: Drs. Thoifuri, M.Ag
Disusun Oleh :
Yusuf Fadli :1510210042
Hasan Alvian Nazif :1510210043
Mohammad Irfan :1510210044
SEKOLAH
TINNGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
TAHUN
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagaimana
kita ketahui, tujuan utama dari pembelajaran bahasa Arab adalah menggali dan
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam menggunakan bahasa, baik secara
aktif (lisan) ataupun pasif (tulis). Dalam dunia pembelajaran bahasa, kemampuan
menggunakan bahasa disebut “kemahiran berbahasa” (maharah al-lughah).
Pada umumnya semua pakar pembelajaran bahasa sepakat bahwa keterampilan dan
kemahiran berbahasa tersebut terbagi 4. Diantaranya adalah keterampilan
menyimak (maharah al-istima’), keterampilan berbicara (maharah
al-kalam), keterampilan membaca (maharah al-qira’ah), dan
keterampilan menulis (maharah al-kitabah). Adapun keterampilan menyimak
dan membaca dikategorikan dalam keterampilan berbahasa reseptif. Sedangkan,
keterampilan berbicara dan menulis dikategorikan keterampilan bahasa produktif.[1]
Dalam makalah
ini diharapkan dapat memberi penjelasan yang berarti pada dunia pendidikan
secara umum dan dapat membantu menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan
pembelajaran bahasa Arab (al-istima’) pada khususnya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
pengertian dan tujuan pembelajaran istima’
2.
Bagaimana
perencanaan dan strategi pembelajaran Bahasa Arab dalam aspek istima’
3.
Apa
saja tahapan dalam pembelajaran istima’
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Tujuan Pembelajaran Istima’
1.
Pengertian Pembelajaran Istima’
Keterampilan menyimak (maharah
al-istima’) adalah kemampuan
seseorang dalam mencerna atau memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh
mitra bicara atau media tertentu. Kemampuan ini sebanarnya dapat dicapai dengan
latihan yang terus-menerus untuk mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi
unsur-unsur kata (fonem) dengan unsur-unsur lainnya menurut makraj huruf
yang betul baik langsung dari penutur aslinya (al nathiq al ashli) maupun
melalui rekaman.
Menyimak adalah suatu keterampilan yang
hingga sekarang agak diabaikan dan belum mendapat tempat yang sewajarnya dalam
pengajaran bahasa. Masih kurang sekali materi berupa buku teks dan sarana lain,
seperti rekaman yang digunakan untuk menunjang tugas guru dalam pengajaran
menyimak untuk digunakan di Indonesia.
Sebagai salah satu keterampilan
reseptif, keterampilan menyimak menjadi unsur yang harus lebih dahulu dikuasai
oleh pelajar. Memang secara alamiah pertama kali manusia memahami bahasa orang
lain lewat pendengaran, maka dalam pandangan konsep tersebut, keterampilan
bahasa asing yang harus didahulukan adalah menyimak. Sedangkan membaca adalah
kemampuan memahami yang berkembang pada tahap selanjutnya.[2]
2.
Tujuan
Pembelajaran Istima’
Kegiatan menyimak dalam pembelajaran mempunyai
tujuan-tujuan tertentu. Pertama, persepsi yakni ciri kognitif dari
proses menyimakkan yang berdasarkan pada pemahaman pengetahuan tentang
kaidah-kaidah kebahasaan. Kedua, persepsi yakni pemahaman pesan atau
penafsiran pesan yang dikehendaki oleh pembicara.[3]
Tujuan utama kemahiran menyimak adalah agar pelajar
mampu memahami isi pembicaraan, menangkapnya secara kritis, dan menyimpulkan
pokok-pokoknya.[4]
Sedangkan, gambaran umum pencapaian tujuan pengajaran maharah al-istima’
adalah sebagai berikut:[5]
a. Mampu
mengenali bunyi-bunyi bahasa Arab.
b. Dapat
membedakan bunyi unsur kata (fonem).
c. Memahami
isi dari yang didengar.
d. Menguasai
tanda-tanda bahasa yang diucapkan, yang menjadi petunjuk dalam menyimak.
e. Cekatan
dalam menangkap pokok-pokok pikiran pembicaraan.
f. Dapat
mengenal pikiran tambahan dari yang didengar.
g. Dapat
membedakan gagasan dari contoh.
h. Mampu
menangkap keterangan dan menirukan secara utuh.
i.
Mampu menyimak
secara kritis.
j.
Dapat melatih
dan mengembangkan kemahiran menyimak secara utuh.
Pembelajaran menyimak ada dua macam. Pertama, menyimak
untuk keperluan pengulangan (drill). Dengan ini, siswa terbiasa dalam
keadaan atau dalam situasi berbahasa. Kedua, menyimak untuk memahami
teks. Hal ini bertujuan agar siswa dapat memahami sebuah teks dengan baik, dapat
membedakan ide pokok dan tambahan, memahami alur cerita, dan lain sebagainya.[6]
B.
Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab dalam Istima’
Istima’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena istima’
adalah sarana pertama yang digunakan manusia untuk berhubungan dengan sesama
dalam tahapan-tahapan kehidupannya. Melalui istima’ kita kenal mufrodat,
bentuk-bentuk jumlah. Dan dengan istima’ pula kita bisa menguasai
ketrampilan-ketrampilan bahasa yang lain yaitu kalam, qira’ah dan kitabah.[7]
Umumnya pembelajaran istima’
disampaikan media audio. Hal ini karena kita tidak memungkinkan mendatangkan
penutur aslinya. Sementara itu, jika pengucapan tersebut dilakukan oleh guru,
yang notabennya bukan orang Arab asli, biasanya ada perbedaan logat. Media
audio yang biasa digunakan adalah tape recorder, CD, dan laboratorium
bahasa. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam
pembelajaran istima’.[8]
1.
Strategi
1
Strategi ini bertujuan melatih
kemampuan siswa dalam mendengarkan dan memahami isi bacaan secara global. Dalam
strategi ini dibutuhkan rekaman bacaan dan potongan-potongan teks untuk
dibacakan kepada siswa. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a)
Bagikan
potongan-potongan teks yang dilengkapi dengan alternatif jawaban benar atau
salah.
b)
Perdengarkan
bacaan lewat kaset atau CD kepada para siswa yang ditugaskan untuk menangkap
isi bacaan secara umum.
c)
Setelah
bacaan selesai, para siswa diminta membaca pernyataan-pernyataan yang telah
dibagikan.
d)
Mintalah
masing-masing siswa untuk menyampaikan jawaban.
e)
Perdengarkan
sekali lagi kaset tersebut agar masing-masing siswa dapat mencocokkan kembali
jawaban yang telah ditulisnya.
f)
Berikanlah
klarifikasi terhadap semua jawaban tersebut agar siswa mengetahui benar atau
tidaknya jawaban mereka.
2.
Strategi
2
Strategi ini lebih menekankan pada
aspek kemampuan memahami isi bacaan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mengiringi setiap bacaan tersebut. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a)
Perdengarkan
teks yang sudah direkam dalam kaset maupun CD.
b)
Mintalah
semua siswa untuk mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting.
c)
Mintalah
semua siswa untuk menjawab soal-soal yang disampaikan diakhir bacaan tersebut.
Jawaban dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis.
d)
Berikan
klasifikasi terhadap semua jawaban siswa.
3.
Strategi
3
Strategi ini tidak hanya melibatkan
pada aspek kemampuan isi bacaan, tetapi juga terhadap kemampuan mengungkapkan
kembali suatu yang sudah didengar dengan bahasa sendiri. Langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut:
a)
Perdengarkan
teks yang sudah direkam dalam kaset atau CD.
b)
Tugaskan
siswa untuk mencatat kata-kata kunci sambil mendengarkannya.
c)
Setelah
selesai, para siswa diminta untuk mengungkapkan kembali isi bacaan tersebut
dalam bentuk lisan atau tulisan.
d)
Mintalah
setiap siswa untuk menyampaikan (mempresentasikan) hasilnya secara bergantian.
e)
Berikan
klarifikasi terhadap hasil kerja siswa ntuk memberikan penguatan terhadap
pemahaman siswa.
C. Tahapan Pembelajaran Istima’
Dalam
keterampilan menyimak bahas asing, terdapat tahapan-tahapan dalam kegiatan
pembelajarannya. Diantara tahapan tersebut dibagi dalam lima tahapan.
Diantaranya adalah sebagai berikut.[9]
1) Fase
Pengenalan (Identifikasi)
Pengajaran pada tahap pertama ini difokuskan kepada
fonologi, atau latihan-latihan yang bertujuan agar siswa dapat mengidentifikasi
bunyi-bunyi bahasa Arab secara cepat. Latihan ini penting karena sistem tata
bunyi bahasa Arab dan bahasa Indonesia mempunyai perbedaan yang sangat banyak.
2) Fase
Identifikasi Lanjutan
Tujuan akhir dari latihan menyimak adalah pengucapan
dan pemahaman. Jika strategi ini dihubungkan dengan teori pemerolehan bahasa
ibu, maka tahap pemerolehan bahasa orang diawali dengan tahap menyimak,
berbicara, membaca, kemudian menulis. Tahapan yang kedua merupakan lanjutan
dari tahapan selanjutnya. Jadi, setelah siswa mengenal bunyi bahasa Arab
melalui ujaran-ujaran yang didengarnya, kemudian mereka harus dilatih untuk
mengucapkan dan memahami. Sehingga, pelajaran Istima’ sekaligus melatih
dasar-dasar kemampuan reseptif dan produktif. Maka, tahapan ini terdiri atas
dua faktor. Pertama, latihan mendengar dan mengikuti. Kedua,
latihan membaca dan mendengar.
3) Fase
Pemahaman Permulaan
Pada fase ini, para pelajar diajak untuk memahami
pembicaraan sederhanayang dilontarkanoleh guru. Dalam fase ini, tidak ada
respon lisan, tetapi dengan perbuatan. Sebab, respons dengan perbuatan
dipandang lebih ringan dibanding lisan.
4) Fase
Pemahaman Pertengahan
Pada fase ini, siswa diberi pertanyaan lisan atau
tertulis.
5) Fase
Pemahaman Lanjutan
Pada fase ini, para siswa diberi latihan mendengar
berita-berita dari radio atau televisi. Bisa juga, mereka mendengarkan
komentar-komentar tentang hal-hal yang disiarkan oleh radio televisi. Dalam
kediatan ini mereka dianjurkan mendengarkan sambil membuat catatan mengenai
fakta-fakya tertentu yang terjadi dalam materi yang diperdengarkan, seperti
nama, tanggal, tahun, tempat, waktu, dan lain sebagainya.
BAB
III
PENUTUP
Kesimpulan
Keterampilan
menyimak (maharah al-istima’) adalah kemampuan seseorang dalam mencerna atau
memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh mitra bicara atau media
tertentu. Kemampuan ini sebanarnya dapat dicapai dengan latihan yang
terus-menerus untuk mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur-unsur kata
(fonem) dengan unsur-unsur lainnya menurut makraj huruf yang betul baik
langsung dari penutur aslinya (al nathiq al ashli) maupun melalui
rekaman.
Umumnya
pembelajaran istima’ disampaikan media audio. Hal ini karena kita tidak
memungkinkan mendatangkan penutur aslinya. Sementara itu, jika pengucapan
tersebut dilakukan oleh guru, yang notabennya bukan orang Arab asli, biasanya
ada perbedaan logat. Media audio yang biasa digunakan adalah tape recorder, CD,
dan laboratorium bahasa. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat
dikembangkan dalam pembelajaran istima’.
DAFTAR PUSTAKA
Hermawan, Acep, 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung
: PT Remaja Rosdakarya.
Izzan, Ahmad, 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab,
Bandung: Humaniora.
Mujib, Fathul dan Nailur Rahmawati, 2012. Permainan Edukatif
Pendukung Pembelajaran Bahasa Arab(2), Yogyakarta: DIVA Press.
Mustofa, Bisri dan Abdul Hamid, 2011. Metode Dan Strategi Pembelajaran
Bahasa Arab, Malang: UIN-MALIKI Press.
Nuha, Ulin, 2012. Metodologi Super Efektif Pembelajaran Bahasa
Arab, Jogjakarta : Diva Press.
Wassid, Iskandar dan Dadang Sunendar, 2008. Strategi Pembelajaran Bahasa, Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Zaenuddin, Radliyah dkk, 2005. Metodologi dan Strategi
Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab, Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group
[1]
Ulin Nuha, Metodologi
Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Jogjakarta: Diva Press, 2012, hlm.
83
[2]
Acep Hermawan, Metodologi
Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, hlm. 130
[3]
Iskandar Wassid
dan Dadang Sunendar, Strategi
Pembelajaran Bahasa, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2008, hlm. 227.
[6] Radliyah
Zaenuddin dkk, Metodologi dan Strategi Alternatif Pembelajaran Bahasa Arab,
Yogyakarta: Pustaka Rihlah Group, 2005, hlm. 53.
[7]
Bisri Mustofa
dan Abdul Hamid, Metode Dan Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, Malang:
UIN-MALIKI Press, 2011, hlm. 83.
[8]
Fathul Mujib
dan Nailur Rahmawati, Permainan Edukatif Pendukung Pembelajaran Bahasa
Arab(2), Yogyakarta: DIVA Press, 2012, hlm. 133.
[9]
Ulin Nuha, Metodologi
Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, Jogjakarta: Diva Press,2012, hlm.
87